Majas adalah sebuah karya sastra yang memiliki nilai tinggi yang biasanya menggambarkan sesuatu yang datang dari sebuah refleksi seseorang yang memiliki pemikiran yang mendalam terhadap sebuah keadaan. Arti lain dari majas adalah bahasa kiasan yang digunakan untuk menciptakan efek tertentu atau menimbulkan kesan imajinatif bagi pembaca ataupun pendengarnya. Pada hakikatnya, majas biasa digunakan dalam pembuatan cerita ataupun puisi. Dengan kata lain majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan (cerita/puisi) yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran si pengarang. secara umum, majas terbagi atas 4 yaitu : majas perbandingan, majas penegasan, majas perumpamaan, dan majas pertentangan. Berikut ini akan dipaparkan pengertian dari majas-majas tersebut dan memberikan beberapa contoh majas.
1. Majas Penegasan
Majas penegasan adalah kata-kata berkiasan yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan pengaruh dan kesannya terhadap pembaca atau pendengarnya. Majas penegasan dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Majas Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama semakin meningkat.
* Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.
b. Majas Antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lama semakin menurun.
* Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal namanya.
c. Majas Koreksio adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.
* Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
d. Majas Asindeton adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan.
* Contoh : Dan kesesakan, kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.
e. Majas Interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.
* Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu direbut oleh perempuan lain.
f. Majas Eksklmasio adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.
* Contoh : Wah, biar kupeluk, dengan tangan menggigil.
g. Majas Enumerasio adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tampak dengan jelas.
* Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tampak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang harmonis. Itulah keindahan sejati.
h. Majas Silepsis dan Zeugma adalah gaya bahasa dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama.
* Contoh : Ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
i. Majas Apofasis atau Preterisio adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal.
* Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara.
j. Majas Pleonasme adalah penambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
* Contoh: Saya naik tangga ke atas.
k. Majas Aliterasi adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama.
* Contoh : Keras-keras kena air lembut juga.
l. Majas Paralelisme adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat.
* Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang.
m. Majas Tautologi Adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan kata-kata yang diterangkan atau mendahului.
* Contoh : Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan.
n. Majas Antanaklasis adalah yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
* Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah.
o. Majas Anastrof atau Inversi adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subejeknya karena lebih diutamakan.
* Contoh : Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
p. Majas Retoris adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban.
* Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup?
q. Majas Elipsis adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca.
* Contoh : Kami ke rumah nenek (penghilangan predikat pergi).
2. Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah kata-kata berkiasan perbandingan untuk meningkatkan pengaruh dan kesan terhadap pembaca atau pendengarnya. Majas perbandingan dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Majas Litotes adalah ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
* Contoh : Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku atau Mampirlah ke gubuk saya (padahal rumahnya besar dan mewah).
b. Majas Hiperbola adalah ungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
* Contoh : Kita berjuang sampai titik darah penghabisan.
c. Majas Personifikasi adalah ungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia. Atau yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup.
* Contoh : Hujan itu menari-nari di atas genting.
d. Majas Simile adalah ungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, ” umpama”, “ibarat”,”bak”, bagai”. Membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya.
* Contoh : Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
e. Majas Metafora adalah gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
* Contoh : Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.
f. Majas Alegori adalah ungkapan yang menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
* Contoh : Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
g. Majas Totum pro parte adalah ungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
* Contoh : Indonesia bertanding volly melawan Thailand.
h. Majas Eufimisme adalah ungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
* Contoh : Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?
i. Majas Fabel adalah gaya bahasa yang menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
* Contoh : Perilakunya seperti ular yang menggeliat.
j. Majas Eponim adalah ungkapan yang menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
* Contoh : Kita bermain ke rumah Ina.
k. Majas Simbolik adalah gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu memakai benda, hewan, atau tanaman sebagai simbol atau lambangnya.
* Contoh : Rumah itu dilahap si jago merah.
l. Majas Asosiasi adalah gaya bahasa perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
* Contoh : Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
m. Majas Alusio adalah pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
* Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.
n. Majas Antonomasia adalah yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri.
* Contoh : Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan ini.
o. Majas Metonimia adalah ungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
* Contoh:Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah (Motor merk Jupiter).
p. Majas Pars pro toto adalah ungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
* Contoh : Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.
3. Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah kata-kata berkiasan yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh penulis atau pembicara untuk meningkatkan pengaruh dan kesan terhadap pembaca atau pendengarnya. Majas pertentangan dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Majas Oksimoron adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama.
* Contoh : Keramah-tamahan yang bengis.
b. Majas Antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya.
* Contoh : Kaya miskin, tua muda, besar kecil, smuanya mempunyai kewajiban terhadap keamanan bangsa.
c. Majas Anakronisme adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu.
* Contoh : Dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada).
d. Majas Paradoks adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda.
* Contoh : Dia besar tetapi nyalinya kecil.
4. Majas Sindiran
Majas sindiran adalah kata-kata berkiasan yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan pengaruh dan kesan terhadap pembaca atau pendengarnya. Majas sindiran dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Majas Sinisme adalah ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
* Contoh : Kamu kan sudah pintar? Mengapa harus bertanya kepadaku?
b. Majas Satire adalah ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll. Ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.
* Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!
c. Majas Innuendo adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
* Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya.
d. Majas Ironi adalah gaya bahasa dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
* Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.
e. Majas Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran langsung dan merupakan yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan.
Contoh : Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk ke telinga.
Sumber: http://www.seocontoh.com
0 Response to "Kumpulan Majas dan Pengertian dari majas-majas tersebut"
Post a Comment